Sewa Mobil Di Bali Dalam Rangka Melestarikan Budaya Bali
Sewa Mobil Di Bali Dalam Rangka Melestarikan Budaya Bali kenapa judul nya seperti itu? seperti yang kita tahu salah satu yang menyebabkan Kemajuan Pariwisata Bali adalah adanya pemasukan anggaran daerah salah satunya adalah dari pemasukan pariwisata dan salah satunya adalah dengan sewa mobil di bali, Di zaman modern ini, keberadaan beberapa seni pertunjukan rakyat di Bali sudah semakin terdesak oleh jenis-jenis hiburan lainnya. Popularitas seni pertunjukan rakyat di daerah ini sudah jauh menurun jika dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya. Modernisasi, yang ditandai dengan masuknya berbagai kebudayaan “import” terutama dari Barat, telah secara perlahan mengalihkan perhatian masyarakat Bali dari kebudayaan tradisional mereka. Sementara pergelaran wayang kulit topeng, calonarang, arja, drama gong semakin sedikit dan berita lenyapnya kesenian tradisional Bali lainnya seperti gandrung, joged bumbung atau Janger di beberapa daerah terus terdengar. Belakangan ini semakin sering diberitakan di media massa tentang punahnya jenis-jenis seni pertunjukan rakyat di Bali karena ditinggalkan oleh masyarakatnya, pertunjukannya selalu sepi penonton, dan generasi senimannya terhenti karena para kaula muda lebih menyukai musik pop Bali, dangdut, rock, atau yang lain yang, dianggap lebih mencerminkan gaya hidup masyarakat modern. Dalam kaitan ini, di sini bisa dilihat bugaimana modernisasi mulai mengancam kelangsungan hidup seni budaya tradisi oleh karena modernisasi akan membawa perubahan terhadap struktur sosial dan mental yang telah ada. Salah satu yang di lakukan untuk melestarikan budaya bali adalah dengan menerapkan paket tour atau pariwisata paket yang bisa melestarikan bali,salah satunya dengan sewa mobil di bali
Ketika industri pariwisata masih berjalan normal, sebelum terjadinya bom Kuta 12 Oktober 2002,seni-seni pertunjukan di Bali juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan turis setidaknya jika dilihat dari aspek kuantitasnya. Sejalan dengan ini adalah terjadinya pengkemasan terhadap kesenian yang akan dipentaskan untuk memenuhi kebutuhan sajian seni wisata. Misalnya pembatasan atau pemotongan waktu pentas, mengubah sikap tampil pemain dari yang informal menjadi formal, termasuk peniadakan atau meminimalisir penggunaan dialog verbal berbahasa Bali yang tidak dipahami oleh wisatawan. Hal ini juga menunjukan semakin kuatnya proses komodifikasi atau”penjualan” seni pertunjukan Bali di botel-hotel guna menghibur para wistawan. Pariwisata budaya Bali juga telah memunculkan bentuk-bentuk turunan baru, diantaranya adalah liburan di bali menggunakan transport seperti mobil dengan cara sewa mobil di bali dengan paket paket menarik yang pastinya dapat melestarikan budaya bali dan memajukan ekonomi daerah yang imbas nya tidak hanya ke devisa negara tetapi ke masyarakat lokal juga.
sebagaimana dikemukakan oleh antropolog dan budayawan Bali almarhum I Gusti Ngurah Bagus , perubahan niai-nilai sosial telah terlihat sampai ke sendi-sendi kehidupan masyarakat Bali, baik di kalangan masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Akibat dari perubahan ini kini masyarakat Bali menjadi semakin terbuka dan tidak lagi terlalu ketat terhadap kebiasaan-kebiasaan lama. Banyak pemerhati budaya Bali yang mengatakan bahwa perubahan ini sebagai akibat dari modernisasi; masuknya pengaruh nilai-nilai budaya Barat ke dalam kehidupan masyarakat Bali. Terkait dengan ini, sosiolog dan budayawan almarhum Umar Kayam pernah mengatal mengatakan bahwa Bali dan tradisi budayanya kini tengah dirobek-robek oleh modernisasi dari masyarakatnya. Apa yang dikatakan Kayam mengisyaratkan telah terjadinya “pemisahan” antara seni dan masyarakat di Bali sebagai akibat dari semakin banyak kesenian di daerah ini yang sudah diperjualbelikan kepada masyarakat luar. Maka dengan ini sudah selayaknya seluruh komponen pariwisata di bali saling terus meng “ajeg” kan bali dengan melestarikan kearifan budaya lokal salah satunya dengan menjual paket tour yang dapat melestarikan budaya lokal